Komunikasi Digital sebagai Basis
Komunikasi digital menjadi salah satu konteks baru dalam komunikasi. Kini, komunikasi digital menjadi keniscayaan bagi setiap individua maupun organisasi. Kehadiran media digital yang menjadi penunjang utama menjadi faktor penting terjadinya komunikasi digital. Oleh karena itu, media digital menjadi momentum bagi kehadiran komunikasi berbasis digital dalam setiap aspek kehidupan manusia.
Public relations yang menjadi salah satu strategi dan taktik dalam komunikasi korporat menjadi salah satu domain yang paling dinamis dalam menyambut, menggunakan, atau menjadikan ruang digital sebagai strategi baru public relations. Media digital bukan lagi alternatif dalam melakukan pendekatan terhadap publik. Justeru kini menjadi media utama cara menyampaikan pesan kepada publik. Tentu saja dengan tidak menafikkan kehadiran media konvensional seperti televisi untuk membangun narasi-reputasi organisasi.
Melalui ruang digital, organisasi lebh mudah mewujudkan transparansi terhadap publik. Setiap peristiwa yang dapat menjadi kata kunci bagi otoritas organisasi menjadi lebih mudah tersampaikan. Hal ini karena dalam pandangan publik, transparansi itu menjadi kebutuhan bagaimana rekam jejak setiap aktivitas perusahaan di mata publik. Apalagi bagi organisasi yang langsung berhadapan dengan publik, misalnya untuk jenis organisasi atua perusahaan business to consumer.
Perubahan Mendasar dalam Ruang Digital
Hal ini sejak lama, telah menjadi thesis yang mapan seperti ditulis oleh Theaker (2001) bahwa perkembangan internet memberikan perubahan komunikasi antara institusi dan khalayak, seperti dari sisi tujuan komunikasinya tidak hanya tertuju pada satu kelompok tertentu juga dari jenis komunikasinya tidak satu arah. Hal lainnya, berkaitan transparansi, kata Theaker, internet memberikan dasar bagi transparansi yang menjadi kebutuhan publik dalam komunikasi digitalĀ karena khalayak dapat langsung mengakses informasi-informasi terkait dengan rekam jejak suatu institusi.
Sebagai suatu konteks komunikasi, komunikasi digital membentuk budaya digital dalam perspektif komunikasi korporat. Public Relations sebagai strategi dan taktik komunikasi korporat membutuhkan suatu kerangka dasar agar strategi yang dibangunnya mendapatkan sambutan yang antusias dari khalayak. Maka budaya digital menjadi keniscayaan dalam membangun komunikasi korporat era digital, yaitu melalui strategi dan taktik digital public relations.
Salah satu buku saya yang memberikan dasar-dasar budaya digital dalam perspektif komunikasi korporat adalah Manajemen Komunikasi Digital (2021). Buku tersebut, memberikan landasan pokok sekaligus praktis cara Perusahaan melakukan komunikasi melalui ruang digital. Bagaimana budaya digital menjadi kerangka utama dalam melakukan komunikasi yang dibangun oleh korporat kepada publik. Media digital menjadi sarana dalam memfasilitasi kerja-kerja strategis maupun taktis dalam komunikasi korporat di ruang digital. Konten menjadi kekuatan baru yang dapat menjadi sumber kekuatan persuasif Perusahaan terhadap publik.
Konten adalah Raja, Percakapan adalah Ratu
Bill Gates, pada suatu kesempatan di tahun 1996 pernah membuat suatu thesis, bahwa konten adalah raja, the content is king (Baile, 2010). Konten, di samping sebagai bagian dari pesan, juga memiliki posisi strategisnya sendiri di ruang digital. Thesis tersebut terbukti, pada 10 tahun terakhir sampai kini (2024) membuktikan dirinya menjadi raja. Walaupun, terdapat thesis baru bahwa sekarang yang menjadi raja bukan lagi konten namun conversation (Solis & Breakenridge, 2009).
Namun, landasan dasar dari conversation tetap merujuk pada konten. Artinya conversation tersebut tidak berdiri sendiri tanpa kehadiran konten. Konten dan juga conversation menjadi kekuatan persuasif yang sangat penting untuk mengembangkan relasi dan membangun reputasi korporat. Melalui konten, korporat dapat menciptakan otoritasnya sendiri. Ruang digital dapat memfasilitasi institusi untuk memiliki otoritas melalui kolaborasi media dan konten yang diciptakannya sehingga mendapatkan kepercayaan dari publik.
Buku Digital Public Relations
Digital Public Relations yang berkembang dalam ruang digital juga menjadikan konten sebagai salah satu aspek strategis dalam mengembangkan relasi, membangun reputasi, serta menciptakan otoritasnya sendiri. Sebagai suatu sistem komunikasi, digital public relations dapat berdiri sendiri tanpa melibatkan strategi public relations konvensional. Namun juga dapat menjadi sarana komunikasi strategis yang kolaboratif untuk melakukan pendekatan relasional dan membangun reputasi di hadapan publik. Sehingga antara PR konvensional dan digital public relations saling menunjang satu sama lain.
Apa yang saya uraikan di atas tampaknya cukup jelas tergambar secara rinci dalam buku Digital Public Relations ini. Buku ini dapat memperkaya wawasan sekaligus persfektif bagaimana kerja-kerja public relations di ruang digital. Kerja-kerja public relations di ruang digital sekaligus menjadi bagian dari kerangka budaya digital.
Dengan perkembangan kurikulum pembelajaran yang mengarah pada hasil, buku ini akan membukakan wawasan pembaca baik mahasiswa atau umum bagaimana konsep kerja digital public relations, strategi apa saja yang harus dibangun dan dikembangkan, dan bagaimana memperlakukan khalayak sebagai mitra utama institusi. Di tengah kelangkaan referensi dengan kata kunci Digital Public Relations, buku ini dapat dijadikan sebagai penunjang referensi untuk pembelajaran atau pun wawasan secara umum komunikasi digital.*** [Rulli Nasrullah]